Sejarah Gua Pindul

Sejarah Gua Pindul

Sebelum sepopuler sekarang ternyata gua pindul menyimpan cerita sejarah yang populer di kalangan masyarakat. Ada beberapa versi sejarah gua pindul jogja, mari kita ulas satu persatu. Versi pertama menceritakan bahwa pada dahulu kala ada seseorang bernama Joko Singlulung. Beliau melakukan perjalanan menyusuri hutan lebat, sungai dan gua untuk mencari ayahnya. Ditengah perjalanan menyusuri 7 gua yang dibawahnya dialiri sungai, tiba-tiba pipi Joko Singlulung kebendul batu yang ada di dalam gua. Kebendul dalam bahasa jawa memiliki arti terbentur. Sehingga tempat ini diberi nama gua pindul, dimana pindul merupakan kepanjangan dari pipi kebendul.

Versi Kedua Sejarah Gua Pindul Jogja

Kemudian versi kedua menyebutkan bahwa awal mula gua pindul jogja berasal dari kisah Ki Juru Mertani dan Ki Ageng Pemanahan. Beliau melakukan perjalanan kearah timur yaitu ke (arah Gunungkidul) dengan membawa seorang bayi. Bayi itu menangis terus menerus, lalu Ki Juru Mertani dan Ki Ageng Pemanahan memutuskan untuk memandikan sang bayi. Ki Juru Mertani lalu beranjak naik ke salah satu bukit dan menginjak tanah di puncak bukit. Karena kesaktian yang dimilikinya tanah yang diinjak pun runtuh. Kemudian menyebabkan munculnya sebuah lubang besar dengan aliran air dibawahnya, lalu sang bayi dimandikan di dalam gua di lubang tadi.

Versi Ketiga

Versi yang terakhir yaitu, berasal dari cerita bahwa di dalam goa tersebut terdapat sebuah mata air yang terkenal dengan istilah mbelik bagi orang jawa. Warga sekitar menyebut mata air tersebut dengan sebutan mbelik panguripan yang artinya mata air kehidupan. Mata air di gua pindul ini berhubungan dengan kisah seorang yang bernama Kyai Jaluwesi yang berseteru dengan Bendhogrowong. Keduanya berseteru dengan mengadu kekuatan dan kesaktian. Hingga Kyai jaluwesi pun memenagkan perseteruan tersebut.

Bendhogrowong kemudian mengeluarkan kesaktiannya untuk menyerang Kyai Jaluwesi. Namun kesaktian yang dikeluarkan tersebut meleset hingga mengenai anjing piaraan anak kembar Kyai Jaluwesi, Widodo dan Widadi. Anjing yang bernaama Sona Langking itu terluka dan berlari-lari hingga kemudian menemukan sumber mata air di semak-semak. Kyai Jaluwesi yang mengejar dan mengikuti anjing tersebut terkejut menemukan anjing itu telah sembuh. Dari situ Kyai Jaluwesi menamakan sumber mata air tersebut dengan nama mbelik panguripan karena dapat menyembuhkan seekor anjing.

Sebelum menjadi tempat wisata populer seperti saat ini, dahulu gua pindul dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk tempat mandi, mencuci serta memancing. Adanya sungai yang berair jernih dan alami di dalam gua, merupakan berkah tersendiri bagi warga desa setempat. Dan pada zaman dahulu belum banyak orang yang berani masuk ke dalam lorong gua. Hingga pandangan tersebut berubah setelah mahasiswa dari UGM melakukan penelitian di gua pindul jogja.

Para mahasiswa terkejut dengan keindahan stalagmit dan stalaktit yang ada di dalam gua. Tak hanya itu, fenomena air sungai yang mengalir didalam gua menjadikan tempat ini sangat unik. Maka dari itu pada tahun 2010 pemerintah bersama warga sekitar secara resmi membuka Gua Pindul Jogja sebagai tempat wisata minat khusus yang hingga kini cukup populer. Jika Anda ingin menikmati wisata di gua pindul jogja, Anda dapat mengunjungi website ini untuk melihat referensi paket wisata yang kami sediakan. Atau hubungi kontak kami di WhatsApp.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *